PENGARUH
ACARA TELEVISI TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK
Oleh
: Rosalinda Syaili (Mahasiswa)
Televisi, bukan suatu benda yang asing lagi bagi kita. Rata-rata setiap
rumah memiliki satu televisi, artinya televisi sudah menjadi bagian dari hidup
kita. Pada zaman sekarang televise merupakan sarana hiburan bagi anak-anak
maupun orang dewasa. Televisi juga merupakan pengaruh terbesar tentang cara
berpikir serta pembentukan karakter anak.
Televisi pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan anak-anak. Mereka
dapat dengan mudah menghapal slogan-slogan iklan dari pada isi buku pelajaran
mereka. Mengapa televisi dapat dengan mudah memengaruhi anak serta mampu
membuat setiap orang yang menyaksikannya masak ke dalam dunia televisi ?
televisi mampu menampilkan sesuatu yang lebih nyata, ia mampu menampilkan
gambar, audio visual bahkan televisipun mampu mengambarkan bagaiman situasi
keadaannya. Tetapi di samping itu juga televisi mampu member pengaruh positif
seperti, mengajar, memberitahukan, menjelaskan, serta memperluas wawasan.
Tapi, banyak juga dari kita yang tanpa sadar, diinvasi musuh secara
nyata di depan kita, yang bias terlihat dean bersuara. Lalu bagaimanakah dampak
negative televisi bagi anak-anak.
Pertama, terletak pada sifat dasarnya berwarna, bergerak, serta
bersuara. Televisi merupakan media komunikasi satu arah yang memang hanya satu
arah. Ia memberikan masukan kepada otak manusia secara lengkap mulai dari
gambaran dasar, suara sampai bagaimana situasinya. Dengan demikian, menyebabkan
tidak muncul lagi interaksi yang bias di lakukan media lain seperti buku, radio
ataupun majalah. Perbandingan dari ketiga media ini , otak anak harus banyak
bekerja untuk mewujudkan bayangan serta melatih imajinasinya.
Kedua, terletak pada sipat televisi yang adiktif. Televisi mampu membuat
orang merasa nyaman tanpa berpikir banyak, pada akhirnya membuat oran g untuk
secara terus-menerus kembali menontonnya.
Jika dihubungkan dengan anak-anak, kebutuhan terhadap edukasi akan
sangat berpengaruh. Konsentrasinya akan berkurang sehingga ia tidak mampu
memaksimalkan usahanya untuk suatu kegiatan. Fokusnya akan terganggu karena ia
ingin menonton lagi dan pada akhirnya akan berdampak kemalasan.
Ketiga, mari kita lihat reaksi yang diberikan pihak orangtua dan
televisi pada anak-anak. Anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan memiliki
jalur pikiran psikologis yang mengarah pada penyerapan segala hal yang
dilihatnya. Hal risetpun mengatakan bahwa seorang anak dapat menyerap dan
meniru sepenuhnya sebuah tindakan yang di pertontonkan. Hal ini menunjukan
bahwa logika penerimaan yang ada pada anak-anak masih sangat rapuh. Dampak
negatif dari televise bias membuat anak-anak terjerumuks kedalam tindakan yang
tidak seharusnya karena menerimasuatu informasi yang belum bias mereka cerna
dengan baik. Masalah ini muncul karena rendahnya pengawasan orangtua terhadap
anak-anak yang menonton televisi serta penayangan acara-acara yang tidak sesuai
untuk usia mereka.
Lalu, bagaimana solusinya ? orangtua
menjadi mediator bagi anak untuk manjelaskan tentang apa dan mengapa, hal yang
tersirat dalam acara tersebut. Yang ini akan mendorong anak agar tidak
melakukan hal yang tidak baik serta memperoleh nilai yang baik dari penayangan
acara tersebut.
Selanjutnya, ajaklah anak anda untuk berkenalan dengan media komunikasi
lain seperti buku untuk mengantisipasi anak agar tidak kecanduan televisi,
sehingga hilangnya disiplin dan kurangnya kemampuan otak untuk berpikir dan
berimajinasi.
Anak anda punya masa depan ! kita harus member contoh untuk tidak
membudayakan kebiasaan menonton televisi apalagi dengan waktu yang lama. Mari
kita duduk disamping putra putri kita, dampingilah dia.
Mari kita luangkan waktu untuk mendampingi putra putrid kita belajar,
ajari mereka, ajak mereka berimajinasi tuk membuka bakat dan potensi mereka
hingga kelak mereka akan menjadi putra putrid Indonesia penerus cita-cita
bangsa. Semoga !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar