Selasa, 29 September 2015

MAKALAH HIV/AIDS



http://stikesmuhammadiyah-plg.ac.id/foto/berita/stikers%20putih.jpgHIV/AIDS











DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :
1.               ROSALINDA
2.               ANGGI DESLIANI
3.               ENI TRIAYUNI
4.               MUFHLI PRATAMA
5.               DERY PERMANA
                        

DOSEN PEMBIMBING      :
1.      Siti romadhoni, M.Kep
2.      Aristoteles, M.Kes
3.      Annisa Rahmania, S.Kep.,Ns



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2014/2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-nya, makalah ini dapat di selesaikan. Makalah ini merupakan makalah tentang pengetahuan bagi mahasiswa/i Akper maupun para pembaca untuk bidang pengetahuan.
Makalah ini sendiri di buat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I dengan judul “HIV/ AIDS”
Di dalam penulisan laporan ini,  penulis mendapat banyak bantuan dari pihak lain karena itu kritik serta saran  dari para pembaca sangat di perlukan demi kemajuan pada pembuatan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca serta institusi kesehatan.
Semoga Allah SWT dapat memberikan balasan yang setimpal atas bimbingan dan bantuan yang telah di berikan kepada penulis. Akhirnya penulis mengharapakan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin


Palembang,       September 2015


Penulis


















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Virusnya Human Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah,  dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Sejauh ini belum ada obat untuk penyembuhan HIV/AIDS ini, bahkan penyakit ini tidak bisadi cegah dengan vaksin.tapi kita tidak perlu takut dengan membiasakan berperilaku sehat serta bertanggung jawab serta senantiasa memegang teguh ajaran agama, maka kita akan terbebas dari HIV/AIDS.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
                  1. Apakah HIV/AIDS itu?
      2. Bagaimana penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS tersebut?
      3.Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tersebut?




1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulis mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini adalah:
                  1.      Untuk mengetahui HIV/AIDS tersebut.
                                    2.      Agar mengerti tentang penyebaran dan tanda-tanda terserang   
                                    HIV/AIDS.
                  3.      Supaya memahami cara pencegahan dan penanggulangan
                  HIV/AIDS tersebut.
                  4.      Memberi saran agar tidak terkena HIV/AIDS

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang ingin saya sampaikan  adalah untuk memberikan informasi kepada para pembaca , utamanya bagi sesama pelajar dan generasi muda tentang AIDS, sehingga dengan demikian kita semua berusaha untuk menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa saja menyebabkan penyakit AIDS.  Dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya dan akibat dari HIV/AIDS itu.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    SEJARAH HIV/AIDS

Virus HIV dikenal secara terpisah oleh para peneliti di Institut Pasteur Perancis pada tahun 1983 dan NIH yaitu sebuah institut kesehatan nasional di Amerika Serikat pada tahun 1984. Meskipun tim dari Institute Pasteur Perancis yang dipimpin oleh Dr. Luc Montagnie, yang pertama kali mengumumkan penemuan ini di awal tahun 1983 namun penghargaan untuk penemuan virus ini tetap diberikan kepada para peneliti baik yang berasal dari Perancis maupun Amerika. Peneliti Perancis memberi nama virus ini LAV atau lymphadenopathy associated virus. Tim dari Amerika yang dipimpin Dr. Robert Gallo menyebut virus ini HTLV-3 atau human T-cell lymphotropic virus type-3. Kemudian Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan untuk menetapkan nama human immunodeficiency virus (HIV) sebagai nama yang dikenal sampai sekarang makapara peneliti tersebut juga sepakat untuk menggunakan istilah HIV. Sesuai dengan namanya, virus ini “memakan” imunitas tubuh.
Penyakit AIDS telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu singkat terjadi peningkatan jumlah penderita dan melanda semakin banyak negara. Dikatakan pula bahwa epidemic yang terjadi tidak saja mengenal penyakit (AIDS), virus (HIV) tetapi juga reaksi/dampak negative berbagai bidang seperti kesehatan, social, ekonomi, politik, kebudayaan dan demografi. Hal ini merupakan tantangan yang harus diharapi baik oleh negara maju maupun negara berkembang.

B.     Definisi HIV/AIDS
HIV merupakan kepanjangan dari “Human Immunodeficiency virus” atau virus pelemah kekebalan tubuh manusia. Human (manusia) karena virus ini menyebabkan penyakit hanya pada tubuh manusia;     Immunodeficiency(pelemah kekebalan tubuh) karena sistem kekebalan yang normalnya melindungi seseorang dari penyakit, menjadi lemah, virus karena seperti semua virus lainnya. HIV adalah sebuah organisme kecil yang menyerang makhluk hidup dengan berkembang biak. HIV menyebabkan AIDS (Acquired immune Deficiency syndrome atau sindrom pelemah kekebalan tubuh). AIDS adalah sekelompok penyakit yang terjadi ketika sistem kekebalan seseorang rusak oleh HIV. Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV merasa sehat selama tahun pertama setelah terserang virus itu, namun mereka akan segera menderita AIDS.
Virus adalah organisme yang kecil, bahkan lebih kecil daripada bakteri yang menyebabkan TBC atau kolera. Mereka umum begitu umum sehingga kita semua terinfeksi dengannya berkali-kali sepanjang hidup kita. Virus bias menyebabkan masuk angin, demikian juga polio, campak, gondok, dan flu. Virus-virus ini dapat disebarkan oleh batuk, bersin dan sentuhan. HIV berbeda meskipun ia juga merupakan sebuah virus, ia tidak dapat menyebar dengan cara ini. HIV hanya dapat disebarkan oleh hubungan seks, darah, jarum kotor dan alat-alat lain dan dari seorang ibu kepada anaknya yang belum lahir atau bayi yang sedang dia susui.
Ada empat tahap menghentikan HIV ketika memasuki tubuh, ketika virus memasuki sel, ketika virus menjadi bagian DNA sel, dan ketika virus membuat salinan-salinan dirinya untuk menyerang sel-sel lain.
Kita hanya memiliki dua jenis obat yang sesungguhnya bekerja untuk menghentikan HIV. Yang pertama adalah reverse transcriptase inhibitor. Contoh jenis obat ini adalah zidovudine (AZT), DDI, DDC, nevirapine, dan D4T. reverse transcriptase inhibitor bekerja untuk menghentikan HIV agar tidak menjadi bagian dari DNA sel. Jenis obat lainnya adalah protease inhibitor, seperti saquinavir, indivanir,dan ritonavir. protease inhibitor menghentikan virus ketika virus berkumpul dan berkembang biak.
Dengan mennurunkan kemampuan virus untuk membuat salinan dirinya, obat-obatan ini seringkali mampu membuat orang hidup selama bertahun-tahun. Akan tetapi obat-obatan ini tidak dapat membasmi HIV dan menyembuhkan seseorang dari penyakit HIV. HIV menjadi bagian dari tubuh seseorang tidak ada cara untuk sepenuhnya mengusir virus ini. Artinya obat-obatan harus diminum sepanjang hidup. Ini menuntun pada masalah lain jika seseorang meminum obat-obatan anti HIV secara teratur, obat-obatan ini pada akhirnya berhenti bekerja karena virus ini telah terbiasa dengannya. Lebih-lebih, meskkipun obat-obatan itu menyerang HIV, kadang-kadang obat-obatan itu juga membahayakan orang yang meminumnya.

C.    Penyakit AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.

Bahaya AIDS
Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.
                       
    Penularan HIV dan penyakit HIV
              HIV merusak banyak bagian dari tubuh manusia. Ia dapat melakukannya dengan dua cara:
1.      cara pertama dengan langsung menyerang organ-organ yang berbeda
2.      cara kedua dengan melemahkan sistem kekebalan dan membiarkan organism lain menyebabkan penyakit.

              HIV  secara langsung menyerang sel-sel dalam otak, sistem saraf, usus dan darah.               HIV ditularkan melalui darah, cairan mani, dan vagina orang yang tertular, tranplantasi organ atau jaringan yang terinfeksi HIV/AIDS, jarum suntuk bekas (sering dikalangan pengguna obat suntuk liar). Sudah terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa HIV dapat ditularkan melalui hubungan seks oral dengan kencan yang terinfeksi baik pria maupun wanita.
              Lebih mungkin dan sering terjadi penularan HIV dari pria ke wanita melalui hubungan seks  daripada sebaliknya. Salah satu penyebabnya adalah karena kuman HIV lebih banyak ditemuin di dalam cairan semen daripada cairan vagina. Sebab lain, bahwa mani yang tercemar HIV dapat tinggal di dalam vagina beberapa hari setelah hubungan seks, sehingga memberi kesempatan yang lebih besar untuk dapat menularkan.
              Hubungan seks anal di anggap sebagai npraktik seks paling berresiko , terutama bagi orang yang menerima penis di dalam duburnya. Penis dapat  memgores dan merobek selaput lender rectum sehingga HIV dapat lebih lancer masuk dalam peredaran darah.
              Penularan heteroseksual(dari pria ke wanita atau sebaliknya) dengan cara bersetubuh, merupakan cara perpindahan HIV yang paling umum di afrika, karibia, dan beberapa bagian di amerika selatan.
 Ini mempengaruhi cara berpikir seorang (karena kerusakan pada otak), menyebabkan nyeri atau mati rasa pada lengan dan kaki (akibat kerusakan saraf), menyebabkan diare(akibat kerusakan usus), dan menyebabkan anemia dan pendarahan(akibat kerusakan darah). Meskipun HIV dapat menyebabkan sakit, kita sudah tau bahwa tidak setiap orang yang terinfeksi HIV sakit. Ini karena ada tahapan-tahapan yang berbeda pada penularan HIV, yang dimulai ketika seseotrang awalnya tertular, melalui periode tanpa gejala hingga munculnya gejala-gejala, dan berakhir dengan HIV tingkat tinggi(AIDS).
Empat tahapan penularan HIV:
1.      beberapa minggu pertama setelah penularan, ketika banyak orang menunjukan gejala seperti flu
2.      periode tenang, ketika ada beberapa tanda penyakit HIV.
3.      Penyakit HIV awal.
4.      Penyakit HIV tingkat tinggi (AIDS), Ketika seseoranng sangat sakit.
Minggu Pertama Penularan HIV
Tahapan pertama penularan HIV  terjadi setelah seseorang terinveksi virus. Beberapa orang memang baru melihat gejalanya 1-4 minggu setelah mereka terinfeksi virus tersebut. Gejala –gejala yang umum adalah : flu,radang tenggorokan,demam,sakit kepala,nyeri perut,diare dan perasaan sangat lelah.setelah satu minggu,sebuah ruam mungkin muncul didada,wajah dan leher.Mereka mungkin juga berkeringat pada malam hari,nyeri otot dan persendian,bengkak- bengkak pada kelenjar getah,nausea dan muntah-muntah.Gejal-gejala ini biasanya berakhir kurang dari dua minggu.
Orang yang terinfeksi mungkin juga meningkatkan pembengkakan otak dan pelapisnya. Ini dapat menyebabkan sakit kepala, kekakuan leher, demam, kebinggungan, masalah-masalah sistem saraf, dan koma. Dia mungkin juga memilki masalah dengan syaraf-syaraf di tangan dan kaki, dan masalah-masalah pada syaraf-syaraf di muka ini dapat menyebabkan nyeri, mati rasa atau sulit bergerak.kelenjar getah kadang-kadang bengkak dan tetap berrrgerak selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Tes HIV tidak bekerja dengan baik dalam beberapa minggu pertama setelah penularan, karena tes-tes tersebut mencari antibody , dan tubuh seseorang yang baru saja terinfeksi HIV belum membuat antibody Kebanyakan orang akan memiliki anti bodi dalam empat minggu setelah terjangkit HIV.


Periode inkubasi penularan HIV

            Periode inkubasi terjadi antara penularan pertama HIV dan titik dimana seseorang sakit akibat virus itu bagi orang dewasa, tahapan ini berlangsung rata-rata sepuluh tahun. Misalnya seseorang sembuh dari gejala pertama penularan HIV dalam beberapa hari atau minggu. Selama beberapa tahun setelah itu mereka terlihat sehat, dan menjalankan kegiatan sehari-hari karena sistem imun mereka mampu memerangi virus tersebut. Ini disebut periode inkubasi.


Awal dari penyakit HIV
              Setelah periode inkubasi, orang-orang yang terinfeksi HIV menjadi sakit. Virus itu cukup memperlemah sistem kekebalan tubuh sehingga mereka jatuh sakit.ketika sistem kekebalan tubuh melemah, orang-orang yang hidup dengan HIV sering kali mengalami pembekakan pada kelenjar getah dan kehilangan berat badan. Gejala-gejala umum ini biasanya terjadi pada mereka yang terinfeksi HIV dan sering kali tidak diakibatkan oleh infeksi spesifik apapun.
Kehilangan berat badan begitu umum pada oreang-orang yang hidup dengan HIV sehingga dibeberapa belahan afrika, AIDS disebut “penyakit yang menguruskan”. Mereka cenderung kekurangan gizi karena secara konstan sakit, akibat diare yang mencegah tubuh mereka untuk menyerap gizi dari makanan, akibat kehilangan selera makan dan akibat infeksi mulut yang membuat sulit makan. Wanita dan anak-anak yang hidup dengan HIV bahkan membutuhkan makanan lebih banyak untuk tetap sehat karena HIV meminta lebih banyak tuntutan pada tubuh mereka.


KEADAAN DIMANA HIV TIDAK DAPAT DI TULARKAN

              Telah terbukti bahwa HIV tidak dapat di pindahkan dengan cara bersentuhan biasa seperti jabatan tangan, rangkulan atau persinggungan di dalam bus atau kereta api. HIV juga tidak dipindahkan melalui gigitan nyamuk atau serangga(HIV tidak dapat hidup didalam aliran darah serangga).  HIV tidak dapat ditularkan dengan mencoba pakaian di took, memegang gagang pintu, uang atau benda lain yang baru digunakan oleh orang tertular melalui pesawat telepon, toilet, alat minum, atau kolam renang. Demikian pula tidak dapat ditularkan melalui udara yang di hirup atau makanan. Tak ada bukti penularan diantara anggota keluarga yang bersama-sama makan duduk bahkan memakai alat-alat mandi juga anak-anak tak mungkin tertular dengan hubungan non-seksualdengan teman sebaya atau antara sesama teman kerja.

Penanggulangan /Pencegahan Virus HIV/AIDS

Beberapa hal yang bisa dilakukan agar semakin sedikit orang yang terkena , yaitu dengan:
- Menghindari Free Sex sebisa mungkin
-
Usahakan hanya melakukan hunungan seksual dengan 1 pasangan
-
Memberikan vaksinanasi jika ibu hamil  positif HIV agar bayi     
  kemungkinan kecil terkena HIV
- Tidak mendonorkan darah jika sudah terkena HIV
Adapun usaha lain yang dapat dilakukan yaitu : memberikan penyuluhan/informasi kepada seluruh masyarakat tentang HIV/AIDS , melalui penyebaran brosur, poster-poster yang berhubungan dengan HIV/AIDS , dan melalui iklan di media massa baik itu media cetak/ media elektronik. 
Kesimpulan

Kesimpulannya adalah bahwa kita harus waspada terhadap virus HIV/AIDS. Makalah di atas juga menjelaskan pengertian, sejarah, cara penularan , gejala-gejal dan pencegahannya. Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan mengenai makalah ini adalah:
      1.      HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.
2.      Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut.
3.      Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS yang ada hanyalah pencegahannya saja.

Saran
Menurut saya sebaiknya anda sebagai pembaca janganlah sampai terkena virus HIV yang menyebabkan penyakit AIDS, karena penyakit ini sungguh berbahaya. Sebaiknya jangan melakukan hubungan seks jika anda belum menikah dan jika mau melakukannya sebaiknya ada memakai pelindung seperti kondom. Jangan juga sering-sering berganti pasangan karena itu meningkat resiko terkena HIV/AIDS.





ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIV/AIDS


1.        Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan untuk penderita AIDS (Doenges, 1999) adalah
1.      Aktivitas / istirahat.
Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, malaise
2.      Sirkulasi.
Takikardia , perubahan TD postural, pucat dan sianosis.
3.      Integritas ego.
Alopesia , lesi cacat, menurunnya berat badan, putus asa, depresi, marah, menangis.
4.      Elimiinasi.
Feses encer, diare pekat yang sering, nyeri tekanan abdominal, abses rektal.
5.      Makanan / cairan.
Disfagia, bising usus, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut, kesehatan gigi / gusi yang buruk, dan edema.
6.      Neurosensori.
Pusing, kesemutan pada ekstremitas, konsentrasi buruk, apatis, dan respon melambat.
7.      Nyeri / kenyamanan.
Sakit kepala, nyeri pada pleuritis, pembengkakan pada sendi, penurunan rentang gerak, dan gerak otot melindungi pada bagian yang sakit.
8.      Pernafasan.
Batuk, Produktif  / non produktif, takipnea, distres pernafasan.

2.    Diagnosa, Intervensi dan Rasional Tindakan Keperawatan.
Diagnosa, intervensi dan rasional tindakan keperawatan (Doenges, 1999) adalah
1.      Diagnosis Keperawatan : nyeri berhubungan dengan inflamasi/ kerusakan jaringan ditandai dengan keluhan nyeri, perubahan denyut nadi, kejang otot, ataksia, lemah otot dan gelisah.
Hasil yang diharapkan  :  keluhan hilang, menunjukkan ekspresi wajah rileks,dapat tidur atau beristirahat secara adekuat.
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas, frekuensi dan waktu. Tandai gejala nonverbal misalnya gelisah, takikardia, meringis.
Mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda-tanda perkembangan  komplikasi.
Instruksikan pasien untuk menggunakan visualisasi atau imajinasi, relaksasi progresif, teknik nafas dalam.
Meningkatkan relaksasi dan perasaan sehat.
Dorong pengungkapan perasaan
Dapat mengurangi ansietas dan rasa sakit, sehingga persepsi akan intensitas rasa sakit.
Berikan analgesik atau antipiretik narkotik. Gunakan ADP (analgesic yang dikontrol pasien) untuk memberikan analgesia 24 jam.
M,emberikan penurunan nyeri/tidak nyaman, mengurangi demam. Obat yang dikontrol pasien berdasar waktu 24 jam dapat mempertahankan kadar analgesia darah tetap stabil, mencegah kekurangan atau kelebihan obat-obatan.
Lakukan tindakan paliatif misal pengubahan posisi, masase, rentang gerak pada sendi yang sakit.
Meningkatkan relaksasi atau menurunkan tegangan otot.

2.      Diagnosis keperawatan     : perubahan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh dihubungkan dengan gangguan intestinal ditandai dengan penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, kejang perut, bising usus hiperaktif, keengganan untuk makan, peradangan rongga bukal.
Hasil yang harapkan             :  mempertahankan berat badan atau memperlihatkan peningkatan berat badan yang mengacu pada tujuan yang diinginkan, mendemostrasikan keseimbangan nitrogen po;sitif, bebas dari tanda-tanda malnutrisi dan menunjukkan perbaikan tingkat energy.


INTERIVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
Kaji kemampuan untuk mengunyah, perasakan dan menelan.
Lesi mulut, tenggorok dan esophagus dapat menyebabkan disfagia, penurunan kemampuan pasien untuk mengolah makanan dan mengurangi keinginan untuk makan.
Auskultasi bising usus
Hopermotilitas saluran intestinal umum terjadi dan dihubungkan dengan muntah dan diare, yang dapat mempengaruhi pilihan diet atau cara makan.
Rencanakan diet dengan orang terdekat, jika memungkinakan sarankan makanan dari rumah. Sediakan makanan yang sedikit tapi sering berupa makanan padat nutrisi, tidak bersifat asam dan juga minuman dengan pilihan yang disukai pasien. Dorong konsumsi makanan berkalori tinggi yang dapat merangsang nafsu makan
Melibatkan orang terdekat dalam rencana member perasaan control lingkungan dan mungkin meningkatkan pemasukan. Memenuhi kebutuhan akan makanan nonistitusional mungkin juga meningkatkan pemasukan.
Batasi makanan yang menyebabkan mual atau muntah. Hindari menghidangkan makanan yang panas dan yang susah untuk ditelan
Rasa sakit pada mulut atau ketakutan akan mengiritasi lesi pada mulut mungkin akan menyebabakan pasien enggan untuk makan. Tindakan ini akan berguna untuk meningkatakan pemasukan makanan.
Tinjau ulang pemerikasaan laboratorium, misal BUN, Glukosa, fungsi hepar, elektrolit, protein, dan albumin.
Mengindikasikan status nutrisi dan fungsi organ, dan mengidentifikasi kebutuhan pengganti.
Berikan obat anti emetic misalnya metoklopramid.
Mengurangi insiden muntah dan meningkatkan fungsi gaster

      3.      Diagnosa keperawatan   : resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare berat
Hasil yang diharapkan            : mempertahankan hidrasi dibuktikan oleh membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, tanda-tanda vital baik, keluaran urine adekuat secara pribadi.
INTERVESI KEPERAWATAN
RASIONAL           
Pantau pemasukan oral dan pemasukan cairan sedikitnya 2.500 ml/hari.
Mempertahankan keseimbangan cairan, mengurangi rasa haus dan melembabkan membrane mukosa.
Buat cairan mudah diberikan pada pasien; gunakan cairan yang mudah ditoleransi oleh pasien dan yang menggantikan elektrolit yang dibutuhkan, misalnya Gatorade.
Meningkatkan pemasukan cairan tertentu mungkin terlalu menimbulkan nyeri untuk dikomsumsi karena lesi pada mulut.
Kaji turgor kulit, membrane mukosa dan rasa haus.
Indicator tidak langsung dari status cairan.
Hilangakan makanan yang potensial menyebabkan diare, yakni yang pedas, berkadar lemak tinggi, kacang, kubis, susu. Mengatur kecepatan atau konsentrasi makanan yang diberikan berselang jika dibutuhkan
Mungkin dapat mengurangi diare
Nerikan obat-obatan anti diare misalnya ddifenoksilat (lomotil), loperamid Imodium, paregoric.
Menurunkan jumlah dan keenceran feses, mungkin mengurangi kejang usus dan peristaltis.

4.      Diagnosa keperawatan   : resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi dan ketidak seimbangan muskuler (melemahnya otot-otot pernafasan)
Hasil yang diharapkan            : mempertahankan pola nafas efektif dan tidak mengalami sesak nafas.

INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
 Auskultasi bunyi nafas, tandai daerah paru yang mengalami penurunan, atau kehilangan ventilasi, dan munculnya bunyi adventisius. Misalnya krekels, mengi, ronki.
Memperkirakan adanya perkembangan komplikasi atau infeksi pernafasan, misalnya pneumoni,
Catat kecepatan pernafasan, sianosis, peningkatan kerja pernafasan dan munculnya dispnea, ansietas
Takipnea, sianosis, tidak dapat beristirahat, dan peningkatan nafas, menuncukkan kesulitan pernafasan dan adanya kebutuhan untuk meningkatkan pengawasan atau intervensi medis
Tinggikan kepala tempat tidur. Usahakan pasien untuk berbalik, batuk, menarik nafas sesuai kebutuhan.
Meningkatkan fungsi pernafasan yang optimal dan mengurangi aspirasi atau infeksi yang ditimbulkan karena atelektasis.
Berikan tambahan O2 Yng dilembabkan melalui cara yang sesuai misalnya kanula, masker, inkubasi atau ventilasi mekanis
Mempertahankan oksigenasi efektif untuk mencegah atau memperbaiki krisis pernafasan

      5.      Diagnose keperawatan          : Intoleransi aktovitas berhubungan dengan penurunan produksi metabolisme ditandai dengan kekurangan energy yang tidak berubah atau berlebihan, ketidakmampuan untuk mempertahankan rutinitas sehari-hari, kelesuan, dan ketidakseimbangan kemampuan untuk berkonsentrasi.
Hasil yang diharapkan                   : melaporkan peningkatan energy, berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan dalam tingkat kemampuannya.

INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
Kaji pola tidur dan catat perunahan dalam proses berpikir atau berperilaku
Berbagai factor dapat meningkatkan kelelahan, termasuk kurang tidur, tekanan emosi, dan efeksamping obat-obatan
Rencanakan perawatan untuk menyediakan fase istirahat. Atur aktifitas pada waktu pasien sangat berenergi
Periode istirahat yang sering sangat yang dibutuhkan dalam memperbaiki atau menghemat energi. Perencanaan akan membuat pasien menjadi aktif saat energy lebih tinggi, sehingga dapat memperbaiki perasaan sehat dan control diri.
Dorong pasien untuk melakukan apapun yang mungkin, misalnya perawatan diri, duduk dikursi, berjalan, pergi makan
Memungkinkan penghematan energy, peningkatan stamina, dan mengijinkan pasien untuk lebih aktif tanpa menyebabkan kepenatan dan rasa frustasi.
Pantau respon psikologis terhadap aktifitas, misal perubahan TD, frekuensi pernafasan atau jantung
Toleransi bervariasi tergantung pada status proses penyakit, status nutrisi, keseimbangan cairan, dan tipe penyakit.
Rujuk pada terapi fisik atau okupasi
Latihan setiap hari terprogram dan aktifitas yang membantu pasien mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan tonus otot



EVALUASI
HIV merupakan kepanjangan dari “Human Immunodeficiency virus” atau virus pelemah kekebalan tubuh manusia HIV menyebabkan AIDS (Acquired immune Deficiency syndrome atau sindrom pelemah kekebalan tubuh). AIDS adalah sekelompok penyakit yang terjadi ketika sistem kekebalan seseorang rusak oleh HIV.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar